Baru-baru ini Negara Jepang sedang hangat diperbincangkan karena baru saja terkena bencana alam gempa bumi yang sangat dasyat. Gempa bumi itu ternyata mengundang bencana lain datang yaitu sunami, dan meledaknya PLTN di Jepang. Namun kali ini kita akan membahas tentang meledaknya PLTN di Jepang.
PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) Fukushima termasuk PLTN yang mempunyai sistem keamanan yang canggih. PLTN Fukushim mempunyai 6 reaktor. PLTN Fukushima memiliki ketahanan terhadap pergerakan tanah hingga 9 SR (skala richter). Ketika listrik mati, PLTN Fukushima masih mempunyai 3 genset dan jika 3 genset itu tidak berfungsi maka masih bisa menggunakan baterai cadangan yang dapat menyala hingga 8 jam.
Sebab Meledaknya Reaktor
Ketika gempa besar terjadi reaksi nuklir dalam reaktor di PLTN itu secara otomatis berhenti karena prosedur operasi standar yang dirancang. Ketika reaksi nuklir itu terhenti seharusnya teras tempat berlangsungnya proses langsung mendingin tetapi kejadian itu tidak terjadi. Akhirnya dilakukanlah prosedur yang lain, yaitu dengan mengalirkan air ke teras untuk mendinginkannya, namun hal itu menjadi kendala karena berhentinya aliran listrik akibat gempa dan 3 mesin genset yang gagal beroperasi, sisanya hanyalah baterai yang hanya bertahan 8 jam. Namun ini pun tidak terlalu berarti juga dalam mendinginkan teras. Walaupun dilakukan pendinginan suhu di teras masih tetap panas dan menyebabkan reaksi antara zikronium dan air yang menghasilkan gas hidrogen dan membuat dibukanya saluran keluar. Ledakan terjadi disebabkan oleh hidrogen dari reaktor yang bertemu dengan oksigen dari luar. Pemerintah Jepang akhirnya melakukan antisipasi dini dengan mengevakuasi 170.000 ipenduduk yang tinggal di dalam radius 20 km dari PLTN. Kecelakaan PLTN di Fukushima masuk skala 4 karena tidak menyebabkan melelehnya teras.
Renungan
Bencana yang menimpa Jepang adalah sebagian kecil kekuasaan Allah S.W.T. Bencana tidak dapat kita duga karena Allah S.W.T dapat mengadakan bencana kapan saja, dan yang dapat kita lakukan hanyalah berserah diri kepadanya. Ketika musibah menimpa janganlah kita menyerah karena musibah itu bisa berarti sebagai cobaan atau teguran dan kita dapat mengetahuinya dengan cara mongoreksi diri kita. Jika musibah yang kita dapat termasuk cobaan, maka kita harus bersabar dan jangan putus asa karena Allah S.W.T memberikan cobaan sesuai dengan kemampuan hambanya. Jika musibah yang kita dapat termasuk teguran maka caritahuah perbuatan salah apa yang kita perbuat sehingga Allah S.W.T menegur kita dan jika sudah tahu yang kita lakukan adalah memohon ampun, dan berjanji tidak akan mengulanginya insyaallah teguran yang diberikan akan dicabut oleh Allah S.W.T.
*Sumber Koran Kompas Senin-14-2011 hal 14*
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon